Subscribe:

Sabtu, 20 April 2013

Jalur pendakian Gn. Semeru untuk sementara ini masih ditutup untuk umum, baru pada tanggal 26 April 2013 nanti kemungkinan dibuka untuk umum. Namun jika terjadi hal-hal di luar kemampuan TN BTS (bencana alam, badai, kebakaran, dll), maka penutupan jalur pendakian dapat diperpanjang kembali.

Ketika jalur pendakian Gn. Semeru telah dibuka untuk umum, tempat pembelian & pembayaran tiket pendakian yang sekarang adalah di GEDUNG PUSDIK KONSERVASI (yang di bawah, dekat dengan danau Ranupani).


Pos Ranupani yang dulu biasa digunakan sebagai tempat pembelian & pembayaran tiket pendakian, sekarang menjadi tempat para pendaki Gn. Semeru yang telah turun (pulang) dari Gn. Semeru yang wajib melapor ke petugas TN BTS di pos tersebut.

Para pendaki juga jangan sampai terprovokasi oleh oknum-oknum yang memperbolehkan dan atau memfasilitasi untuk mendaki Gn. Semeru secara illegal pada saat jalur pendakian sedang ditutup seperti sekarang ini, karena nanti yang rugi adalah anda/organisasi anda sendiri.

Jalur pendakian ke Gn. Semeru yang resmi & wajib dipatuhi oleh semua pendaki adalah :

Jumat, 19 April 2013

Alhamdulillah selesai untuk bagian yang kedua ini, meskipun disaat ada aktifitas lain. Salam lestari untuk para pembaca, silahkan diteruskan membacanya yang sempat bersambung kemarin.

Senin, 25 Januari 2010 pukul 04.50 WIB di danau Taman Hidup. Bangun dari tidur malam yang nyenyak, saatnya untuk sholat Subuh dan mempersiapkan sarapan untuk tim. Udara pagi hari yang sejuk tanpa ada polusi dan kebisingan disekitar kami. Fajar mulai menampakan sinarnya, hangat yang dihasilkan sang fajar begitu terasa hangatnya, wajar sih karena sebelumnya hampir seharian sudah di guyur hujan. 

Suasana pagi hari di danau Taman Hidup

Menurut cerita yang beredar, jika saat di danau taman hidup jangan sekali-kali berbuat gaduh dengan berteriak atau semacamnya. Larangan yang lainnya adalah tidak diperkenankan menyeburkan diri atau memancing ikan di danau tersebut. Hal ini dikarenakan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, contohya seperti tiba-tiba area danau akan tetutup kabut yang tebal atau akan ada sosok yang akan muncul dari danau taman hidup. Jadi kita harus menghormati apa yang ada di alam bebas jika tidak ingin terjadi masalah kemudian hari. Percaya atau tidak, ane kembalikan kepada pembaca yang budiman. :)

Sarapan sudah siap, seperti biasanya menu para pendaki yaitu mie instan, kornet, dan segelas susu hangat. Inilah sarapan di restoran alam yang begitu indah tata letaknya interiornya dengan menu yang sederhana tapi lumayan mengenyangkan. Pengisian tenaga sudah selesai saatnya untuk bersih-bersih sampah yang sudah kami buat, packing lagi dan persiapan untuk perjalanan yang lebih lama lagi dan lebih indah dari sebelumnya. Menurut cerita dari teman ebes ane yang pernah kesini sebelumnya, setelah danau taman hidup kami seakan-akan masuk ke fantasi Jurassic Park. Salah satu teman ane yang namanya Ahmad tiba-tiba bilang “woow!!!, seru juga tu jadi semakin penasaran”. Tenda sudah dikemas, otot-otot juga sudah lemas setelah pemanasan saatnya untuk berangkat melangkah lagi. 

Kamis, 18 April 2013

Daripada bengong gak karuan mending ane corat-coret di blog ini. Hitung-hitung berbagi pengalaman, cerita, kisah ketika uklam-uklam (jalan-jalan) ke salah satu gunung yang ada di Provinsi Jawa Timur ini, yaitu Gunung Argopuro.
Kenapa ane mengambil pengalaman ini untuk ane bagikan? Salah satu alasannya adalah begitu indahnya pemandangan yang disajikan oleh Gunung Argopuro, yang tidak bisa dilupakan sampai sekarang. Gunung Argopuro adalah gunung ke tiga yang ane kunjungi setelah Gunung Arjuno dan Gunung Welirang.
Gunung Argopuro dengan ketinggian 3.088m dpl, secara administratif terletak di perbatasan Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Jember, dan Kabupaten Situbondo. Secara geografis terletak antara 8000’ - 8030’ LS dan 113030’ - 113045’ BT. Gunung Argopuro berada di jajaran dataran tinggi Hyang. Gunung ini memiliki banyak puncak akan tetapi di kalangan pendaki ada dua puncak yang popular yaitu Puncak Rengganis dan Argopuro.
Pendakian ini di mulai pada hari Sabtu, 23 Januari 2010 dan 8 orang ikut serta dalam pendakian ini, diantaranya ane, adik ane, ebes ane, Ahmad (temen ane), Pandu, Rezky (dua nama tersbut temen adik ane), dan dua teman ebes ane yaitu Mas Habibi sama Mas Mujib.  Kami berdelapan sepakat untuk memulai pendakian ini melalui jalur Bremi (Probolinggo) dan turun di Baderan (Situbondo). Untuk malam yang pertama kami menginap di pangkalan bus Akas yang sudah lama tidak beroperasi lagi dan bus Akas tersebut yang akan membawa kami ke Bremi, start awal kami. Di pangkalan bus ini kami mempersiapkan segala sesuatunya untuk menempuh perjalanan hampir seminggu lamanya. Setelah pagi menjelang kurang lebih pukul 06.15 WIB kami bertujuh melakukan packing untuk menuju Bremi tentunya dengan naik bus Akas yang kecil.
Ketika  sampai di Bremi kami menuju kantor polisi yang sekaligus tempat untuk melakukan perijinan, setelah semua prosedur perijinan sudah selesai kami mencari warung untuk memenuhi hak perut kami. Saat sedang menikmati sarapan nasi campur dan segelas kopi ada seseorang warga yang bertanya ke kami “mau kesana (Argopuro) lewat jalur ini ya mas ? hati-hati ya, soalnya jalur ini jarang dilewati para pendaki”. Kami pun hanya bengong dan mengeluarkan keringat dingin.

Jam dinding warung sudah menunjukkan pukul 09.15 WIB, serta merta kami bergegas untuk membayar makanan, persiapan dan berdo’a guna diberikan oleh Allah SWT kemudahan dan kelancaran di pendakian kali ini. Di awal perjalanan kami sudah disuguhi oleh perkebunan milik warga sekitar dan hutan lindung, ketika di tengah perjalanan ada seorang nenek yang mengingatkan kami “ati-ati le, ojo macem-macem” (hati-hati nak, jangan aneh-aneh), kami serempak menjawab “nggeh bu, matur nuwun” (iya bu, terima kasih). 

Sabtu, 20 April 2013

Pengumuman TN BTS Via Facebook

Jalur pendakian Gn. Semeru untuk sementara ini masih ditutup untuk umum, baru pada tanggal 26 April 2013 nanti kemungkinan dibuka untuk umum. Namun jika terjadi hal-hal di luar kemampuan TN BTS (bencana alam, badai, kebakaran, dll), maka penutupan jalur pendakian dapat diperpanjang kembali.

Ketika jalur pendakian Gn. Semeru telah dibuka untuk umum, tempat pembelian & pembayaran tiket pendakian yang sekarang adalah di GEDUNG PUSDIK KONSERVASI (yang di bawah, dekat dengan danau Ranupani).


Pos Ranupani yang dulu biasa digunakan sebagai tempat pembelian & pembayaran tiket pendakian, sekarang menjadi tempat para pendaki Gn. Semeru yang telah turun (pulang) dari Gn. Semeru yang wajib melapor ke petugas TN BTS di pos tersebut.

Para pendaki juga jangan sampai terprovokasi oleh oknum-oknum yang memperbolehkan dan atau memfasilitasi untuk mendaki Gn. Semeru secara illegal pada saat jalur pendakian sedang ditutup seperti sekarang ini, karena nanti yang rugi adalah anda/organisasi anda sendiri.

Jalur pendakian ke Gn. Semeru yang resmi & wajib dipatuhi oleh semua pendaki adalah :

Jumat, 19 April 2013

Perjalanan di 3.088mdpl Bagian Kedua

Alhamdulillah selesai untuk bagian yang kedua ini, meskipun disaat ada aktifitas lain. Salam lestari untuk para pembaca, silahkan diteruskan membacanya yang sempat bersambung kemarin.

Senin, 25 Januari 2010 pukul 04.50 WIB di danau Taman Hidup. Bangun dari tidur malam yang nyenyak, saatnya untuk sholat Subuh dan mempersiapkan sarapan untuk tim. Udara pagi hari yang sejuk tanpa ada polusi dan kebisingan disekitar kami. Fajar mulai menampakan sinarnya, hangat yang dihasilkan sang fajar begitu terasa hangatnya, wajar sih karena sebelumnya hampir seharian sudah di guyur hujan. 

Suasana pagi hari di danau Taman Hidup

Menurut cerita yang beredar, jika saat di danau taman hidup jangan sekali-kali berbuat gaduh dengan berteriak atau semacamnya. Larangan yang lainnya adalah tidak diperkenankan menyeburkan diri atau memancing ikan di danau tersebut. Hal ini dikarenakan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, contohya seperti tiba-tiba area danau akan tetutup kabut yang tebal atau akan ada sosok yang akan muncul dari danau taman hidup. Jadi kita harus menghormati apa yang ada di alam bebas jika tidak ingin terjadi masalah kemudian hari. Percaya atau tidak, ane kembalikan kepada pembaca yang budiman. :)

Sarapan sudah siap, seperti biasanya menu para pendaki yaitu mie instan, kornet, dan segelas susu hangat. Inilah sarapan di restoran alam yang begitu indah tata letaknya interiornya dengan menu yang sederhana tapi lumayan mengenyangkan. Pengisian tenaga sudah selesai saatnya untuk bersih-bersih sampah yang sudah kami buat, packing lagi dan persiapan untuk perjalanan yang lebih lama lagi dan lebih indah dari sebelumnya. Menurut cerita dari teman ebes ane yang pernah kesini sebelumnya, setelah danau taman hidup kami seakan-akan masuk ke fantasi Jurassic Park. Salah satu teman ane yang namanya Ahmad tiba-tiba bilang “woow!!!, seru juga tu jadi semakin penasaran”. Tenda sudah dikemas, otot-otot juga sudah lemas setelah pemanasan saatnya untuk berangkat melangkah lagi. 

Kamis, 18 April 2013

Perjalanan di G. Argopuro Bagian Petama

Daripada bengong gak karuan mending ane corat-coret di blog ini. Hitung-hitung berbagi pengalaman, cerita, kisah ketika uklam-uklam (jalan-jalan) ke salah satu gunung yang ada di Provinsi Jawa Timur ini, yaitu Gunung Argopuro.
Kenapa ane mengambil pengalaman ini untuk ane bagikan? Salah satu alasannya adalah begitu indahnya pemandangan yang disajikan oleh Gunung Argopuro, yang tidak bisa dilupakan sampai sekarang. Gunung Argopuro adalah gunung ke tiga yang ane kunjungi setelah Gunung Arjuno dan Gunung Welirang.
Gunung Argopuro dengan ketinggian 3.088m dpl, secara administratif terletak di perbatasan Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Jember, dan Kabupaten Situbondo. Secara geografis terletak antara 8000’ - 8030’ LS dan 113030’ - 113045’ BT. Gunung Argopuro berada di jajaran dataran tinggi Hyang. Gunung ini memiliki banyak puncak akan tetapi di kalangan pendaki ada dua puncak yang popular yaitu Puncak Rengganis dan Argopuro.
Pendakian ini di mulai pada hari Sabtu, 23 Januari 2010 dan 8 orang ikut serta dalam pendakian ini, diantaranya ane, adik ane, ebes ane, Ahmad (temen ane), Pandu, Rezky (dua nama tersbut temen adik ane), dan dua teman ebes ane yaitu Mas Habibi sama Mas Mujib.  Kami berdelapan sepakat untuk memulai pendakian ini melalui jalur Bremi (Probolinggo) dan turun di Baderan (Situbondo). Untuk malam yang pertama kami menginap di pangkalan bus Akas yang sudah lama tidak beroperasi lagi dan bus Akas tersebut yang akan membawa kami ke Bremi, start awal kami. Di pangkalan bus ini kami mempersiapkan segala sesuatunya untuk menempuh perjalanan hampir seminggu lamanya. Setelah pagi menjelang kurang lebih pukul 06.15 WIB kami bertujuh melakukan packing untuk menuju Bremi tentunya dengan naik bus Akas yang kecil.
Ketika  sampai di Bremi kami menuju kantor polisi yang sekaligus tempat untuk melakukan perijinan, setelah semua prosedur perijinan sudah selesai kami mencari warung untuk memenuhi hak perut kami. Saat sedang menikmati sarapan nasi campur dan segelas kopi ada seseorang warga yang bertanya ke kami “mau kesana (Argopuro) lewat jalur ini ya mas ? hati-hati ya, soalnya jalur ini jarang dilewati para pendaki”. Kami pun hanya bengong dan mengeluarkan keringat dingin.

Jam dinding warung sudah menunjukkan pukul 09.15 WIB, serta merta kami bergegas untuk membayar makanan, persiapan dan berdo’a guna diberikan oleh Allah SWT kemudahan dan kelancaran di pendakian kali ini. Di awal perjalanan kami sudah disuguhi oleh perkebunan milik warga sekitar dan hutan lindung, ketika di tengah perjalanan ada seorang nenek yang mengingatkan kami “ati-ati le, ojo macem-macem” (hati-hati nak, jangan aneh-aneh), kami serempak menjawab “nggeh bu, matur nuwun” (iya bu, terima kasih).